Desa SUdimara Kecamatan Cilongok
Sejarah Desa Sudimara
Belum adanya data atau sejarah tertulis mengenai riwayat Desa Sudimara. Sehingga hanya mencari sumber-sumber yang dapat dipercaya serta dari cerita turun temurun yang masih dipercaya diantaranya dari para sesepuh desa yang sekarang masih hidup .
Kepemimpinan yang pertama Desa Sudimara dijabat oleh Ki Nayakrama ( Salah satu buyut – keturunan ke tiga dari Mbah Banon ) sekitar Tahun 1898 s/d 1901, kepemimpinanya hanya 3 tahun karena meninggal dunia akibat diracun oleh penjahat dikala memimpin kerja bhakti jalan kereta api di daerah Lebak Siu Karang Tengah ( Penjahat tidak senang terhadap kepiawaian / keahlian beliau dalam menjaga keamanan dan selalu dapat menggagalkan rencana / tindakan / aksi para penjahat , garong, pencuri di Desa Sudimara kala itu ).
Dilanjutkan oleh R. TJOKRO SUPARNO , Kepemimpinan ke dua yang dikenal dengan “ Mbah Penatus” merupakan Lurah penugasan dari Kolonial Belanda sekitar tahun 1901 s/d 1945, yang akhirnya bersama putra-putri dan cucunya banyak yang aktif membela Kemerdekaan Republik Indonesia. Pelaksanaan pembangunan monumental yang dilaksanakan antara lain :
Kepemimpinan berikutnya ( Periode Ke-3 ) dijabat Lurah DARWAN dilaksanakan dengan memakai system Pemilihan “ Bithing “ . Kepemimpinan lurah DARWAN diperkirakan tahun 1945 s/d 1950. Momen sejarah yang sangat penting dimasa kepemimpinanya adalah peristiwa Senen Kliwon yang tercatat dalam sejarah Banyumas Geger Sudimara yaitu di bombardirnya Desa Sudimara pada hari senin kliwon oleh Tentara Belanda yang menganggap Desa Sudimara menjadi markas tentara Republik Indonesia yang dipimpin oleh Pujadi Jaring Bandayudha, banyak korban jatuh oleh tembakan tentara Belanda namun tak satupun warga masyarakat Desa Sudimara yang menjadi korban. Dari tahun 1949 sampai dengan tahun 1950 ada yang memberi istilah “ Jaman Siapan “ Lurah Kosong yang ada hanya junjang ( Perangkat Desa ) situasi saat itu sedang genting karena agresi Belanda ke dua .
Masa Periode ke empat / Kepemimpinan ke empat tahun 1950 sampai dengan tahun 1975 dipimpin oleh Lurah Darsun Moestareja, karena kondisi saat itu masih kacau maka sistim pemilihannya menggunakan cara “ Gendongan “ Pada masa kepemimpinan beliau perkembangan Desa Sudimara sudah mengarah pada kegiatan Pembangunan secara langsung. Diantaranya, Peyelesaian Jembatan kali Ente tahun 1958 yang menjadi penghubung dan perbatasan wilayah Kadus I dan Kadus II Peresmiannya dilaksanakan pada Hari tanggal 17 Agustus 1958, Pembangunan Dawuan Rana Tirta Tahun 1968 dan hampir setiap tahun mengadakan pembangunan penambahan lokal ruang sekolah rakyat dari 2 lokal menjadi 4 lokal dengan bagunan permanent berlantai jubin ( terbuat dari batu ) tahun 1958 menambah satu lokal, tahun 1960 menambah satu lokal menjadi 6 lokal untuk pertama sekolah rakyat kelas 6 dengan bentuk gedung leter L. baru tahun 1962 menjadi Sekolah Dasar Negeri Sudimara, Pada tahun 1971 membangun TK Pertiwi Sudimara dengan rumah biasa dikomplek SD dan TK Diponegoro diwilayah Maratelu, Tahun 1973 membuat Lapangan Desa dengan cara tukar pakai bengkok dengan pekulen/sawah milik seorang warga masyarakat bernama Takum Sumawiyata (besan lurah Darsun M) di wilayah kenari 300 meter sebelah selatan dari Balai Desa / Pasar Desa Sudimara, Tahun 1974 merenofasi bangunan gedung SD membujur ke timur disebelah selatan hingga sekarang dan telah beberapa kali direnofasi .
Periode kelima tahun 1976 sampai dengan tahun 1980 Desa Sudimara dipimpin oleh Lurah Karateker ( Kartiker ) Penugasan lurah dari atasan yaitu Lurah Sisworo dari Kesatuan Polri yang berasal dari Desa Tambak Sumpiuh. Bersama warga masyarakat membangun antara lain, Tahun 1976 membangun masjid Al Mangunah diwilayah Galongan Maratelu dan memindah TK Diponegero ke depan masjid saat itu menggunakan bekas Surau, Tahun 1977 memindah Balai Desa dari kediaman Mantan Lurah Moestareja ke Komplek Pasar/ sebelah selatan pasar Desa (lokasi sekarang), dengan bentuk rumah biasa dan menjadi komplek Kantor Desa hingga sekarang .
Pada Tahun 1980 Desa Sudimara untuk yang pertama kali melaksanakan Pemilihan Kepala Desa secara langsung ( Sudah tidak memakai sebutan Lurah ) dengan system Pemilihan Tanda Gambar : Padi, Ketela, Jagung dan lain lain untuk periode masa bakti delapan tahun , terpilihlah Kepala Desa Samsi Sastrodiwiryo dengan Tanda Gambar Ketela (Budin). Pelaksanaan pemilihan ini mulai mencerminkan Demokrasi yang LUBER ( Langsung,Umum,Bebas,dan Rahasia) dan system ini dipakai hingga sekarang.
Pada masa kepemimpinan Kepala Desa Samsi Sastrodiwiryo Tahun 1980 sampai dengan tahun 1989 yaitu Periode ke Enam, Desa Sudimara mulai tampak kegiatan yang beraneka ragam , Adapun kegiatan Pembangunan yang telah dilaksanakan adalah :
Keramah tamahan,Kedisiplinan,Kebijakan serta ketekunan beliau dalam menjalankan ibadah merupakan sifat yang dimiliki Kepala Desa SAMSI SASTRODIWIRYO, yang patut kita ikuti dan kita tiru khususnya bagi generasi muda .
Kepala Desa selanjutnya ( Periode Ke- 7) Terpilih dalam Pilkades Bpk. WARTONO, Kepala Desa WARTONO hanya menjabat selama 4 tahun ( Tahun 1990 – 1994 ) Pada masa kepemimpinan Kepala Desa WARTONO masih meneruskan Pembangunan yang telah dIprogram kades sebelumnya , antara lain :
Kepala Desa selanjutnya ( Periode Ke- 8 ) Terpilih Bp. MOEKALAM beliau hanya menjabat selama 4 tahun ( Tahun 1995 – 1999 ) Pada masa kempemimpinan Kepala Desa MOEKALAM masih meneruskan Pembangunan yang telah diprogram, dan telah membangun antara lain :
Periode ke sembilan dalam Pilkades yang kepanitiaannya dibentuk oleh Badan Perwakilan Desa sebagai Pengganti Lembaga Musyawarah Desa, dalam hal ini merupakan kelembagaan dengan perundangan baru, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999. Terpilih Bpk. WARYOKO sebagai Kepala Desa untuk masa periode 5 tahun, Kepemimpinan Kepala Desa Waryoko Tahun 2001 sampai dengan 2006 bersama warga masyarakat telah melaksanakan pembangunan :
Pada Tahun 2007, periode ke 10, Dalam Pilkades kembali Bapak Waryoko terpilih menjadi Kepala Desa Sudimara untuk yang ke dua kali (period eke 2), untuk masa bakti 6 tahun, Tahun 2007-2013 . Kegiatan – Kegiatan pembangunan yang belum terselesaikan di tahun 2007 ditindak lanjuti dengan penyelesaian pembangunan TK Diponegoro,Drainase di RT.04,05 RW.01, Bantardawa, Tembelang tengah, pengerasan jalan tembelang lor, melanjutkan pembangunan jembatan dukuh laben dan pengalihan jalan, pembangunan Musola Tembelang, RT.06/02, 06/01, Suling dibeberapa RT, Pembangunan, jalan Kuburan sawoan dan Depok, rehab kantor Desa dan PKK, Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa sebagai pengganti Badan Perwakilan Desa, Komputerisasi, Melanjutkan Pembangunan TK Pertiwi dan beberapa kegiatan pembangunan diberbagai bidang yang belum dapat termuat karena keterbatasan informasi maupun administrasi. Adapun untuk meningkatkan kemajuan Desa Sudimara untuk lima tahun kedepan telah disusun RPJM tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 .
Pada Tanggal 5 Juni 2013, Bapak Waryoko telah berakhir masa jabatan sebagai Kepala Desa Sudimara tahap ke-dua, selanjutnya berdasar Rapat Pemilihan Kepala Desa Sudimara telah terpilih Bapak Tohir sebagai Kepala Desa Sudimara untuk masa jabatan 2013-2019. Bapak Tohir yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dusun I, dilantik pada tanggal 5 Juni 2013, dan menjadi Kepala Desa Sudimara periode ke – 11.
Tahun 2013 bapak Tohir masih meneruskan program kerja dari kepala desa sebelumnya / bpk waryoko, karena semua kegiatan dan kebijakan tahaun 2013 telah ditatapkan oleh bapak Waryoko.