Desa SUdimara Kecamatan Cilongok
Tobroni_almughni. Kemarau yang telah berlangsung kurang lebih 5 bulan mengakibatkan kekeringan air yang melanda hampir seluruh wilayah di Indonesia, tak terkecuali warga masyarakat desa Sudimara. Air yang merupakan hajat seluruh mahluk hidup menjadi sangat langka, sawah-sawah yang biasanya produktif harus dibiarkan mangkrak tanpa bisa ditanami, sungai dan sumur mulai mengering, sumur bor PAMSIMAS yang digadang dapat memenuhi kebutuhan warga masyarakat Sudimara ternyata memiliki debit yang kecil, sehingga kebutuhan akan air bersih menjadi terkendala dengan kondisi musim saat ini. Hal ini mengakibatkan keprihatinan banyak pihak. Hal inilah yang mendorong Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Nahdatul Ulama (MIMA NU) Sudimara menggandeng Pimpinan Ranting Nahdlatul Ulama beserta Badan Otonomnya ( Muslimat, Fatayat,Ansor,IPNU,IPPNU), Pemerintahan Desa dan warga masyarakat Sudimara secara umum untuk bersama –sama menjalankan shalat istisqa, yaitu shalat dalam rangka meminta hujan.”karena air merupakan hajat seluruh mahluk hidup, maka kami mengadakan shalat istisqa ini supaya Allah berkenan menurunkan hujan,sehingga kesulitan air ini berakhir” terang Rofikoh selaku ketua Panitia pelakasanaan shalat istisqa dan peringatan tahun baru 1437 Hijriah
Shalat yang dilaksanakan di lapangan Blater desa Sudimara pada pukul 13.00 wib tersebut di ikuti lebih dari 500 orang, meliputi siswa-siswi MI Ma’arif NU 1 Sudimara beserta guru dan wali murid serta masyarakat umum di wilayah Sudimara.
Dalam Khutbahnya KH. Masyhuri mengingatkan kepada jama’ah agar kita selalu bertaubat meminta dengan sungguh-sungguh kepada Allah, agar segera Allah menurunkan hujan, karena barangkali kemarau yang begitu panjang, karena Allah sedang mengingatkan kepada kita atas dosa-dosa yang telah kita perbuat.
Shalat yang di pimpin oleh Kyai Ahmad Fauzan ini di akhiri dengan mujahadah ahir tahun 1436 H dan awal tahun 1437 h ini berahir pada jam 15.30 wib. ( 13/10/2015)